Monday, May 22, 2006

Kenapa ?

Kenapa bila kita rindu ,
Kita ingat padanya ,
Kenapa bila kita sayang ,
Kita lakukan segalanya,
Kenapa bila kita takut,
Dia sentiasa disisi,
Kenapa bila kita sedih ,
Dia akan menangis bersama,

Kenapa bila kita suka,
kita lupa akan kdukaan,
Kenapa bila kita marah,
Kita ungkit sgalanya,
Kenapa kita benci,
Kita benci akan diri nya,

Aku hanya insan biasa,
Punyai hati n perasaan ,
Kasih sayang ku hanya utk yang tersayang
Kenapa kasih sayang ku ko racuni

Apa kurangnya aku ,
Salahkah aku menyayangi diri mu
Salahkah aku Mencintai mu
Salahkah aku

Thursday, May 11, 2006

Berita Kepada Kawan

Perjalanan ini terasa sangat
menyedihkan
Sayang, engkau tak duduk di
sampingku kawan
Banyak cerita yang mestinya kau
saksikan
Di tanah kering berbatuan

Tubuh ku terguncang di hempas
batu jalanan
Hati tergetar menampak kering
rerumputan
Perjalan ini pun seperti jadi saksi
Gembala kecil menangis sedih

Kawan coba dengar apa jawabnya
Ketika ia ku tanya "Mengapa?"
Bapak ibunya telah lama mati
Ditelan bencana tanah ini

Sesampainya di laut ku khabarkan
semuanya
Kepada karang, kepada ombak,
kepada matahari
Tetapi semua diam, tetapi semua
bisu
Tinggal aku sendiri terpaku menatap
langit

Barangkali di sana ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana

Mungkin Tuhan mulai bosan melihat
tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga
dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan bersahabat
dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput
yang bergoyang

Fahami lah

Tadi panggilan seseorang bertanya akan kejujuran,
Gentar untuk beri jawaban,
tapi tegar aku membalas pertanyaan,
demi pertanyaan..kemudian kebimbangan aku tentang dia,

bukan kerna takut kecewa,
tapi persahabatan yang ikhlas aku ingin bina,
lantang aku penuh bongkak lalu teruja,
satu kata bermakna membuat kan aku terasa,

adakah lagi tempat ku di sisi nya..bukan apa,
kisah ku penuh rahsia,
diganti kan lagi tentang rahsia,
ingin di cerita tapi tak bisa,

takut tafsiran manusia anggap ku durjana…keraton itu milik siapa?dewa ataupun raja,
tiada lagi tempat selamat di dunia,
Cuma di sisinya…Ada masih peluang ku,
Untuk mengetahui mu,
Kerna kau mau jujur saja sahabatmu,

Adakah aku begitu….?Malam ini aku keluar,
Naik ke bumbung,Untuk apa,
Mencari bintangku,
adakah masih lagi di situ,

masih lagi kenaliku,
namun banyak yang ada,
banyak persamaannya,
hingga aku tak dapat tau mana bintangku…bagai mau terbang lindungi mu,

tapi malu ku,
aku tak mampu begitu,
bintang!!!temankan ku…mari kita bernyanyi berlagu,
aku udah ilang arah tuju,
awan tolong bawa ia pada ku,
ingin ku cerita suka duka ku,
setujulah kau menemani malam ku…hatiku bagai mati,
lelahku kian resah,
budiku hanya rugi,
penatku makin tenat,
angan aku tinggi,
ingin milik cinta yang abadi,
tapi semua belum ku pasti,
butuhkan waktu didalam diri,
bintang….Adakah kau fahami,
apa yang aku bilangkan pada mu,
mengertikah kau tentang diriku,
sudikah kau kenali diri ku,
mmmmm………ini pertama kali diri tergugat,
tiap kata kata aku cuak,
terkadang diri ini ingin menulis,
segala perasaaan………aku dibilang oleh mereka,
bahawa cinta, dan rindu adalah perasaan yang terindah,
namum disebalik itu adalah seksa,
seksa yang membuatkan aku benci,
sulitku untuk membenci lagi,
cuba pejamkan mata,
bernafaslah penuh lega,
angankan dirimu,
diri kita,
di suatu semesta,
yang menapakkan lorong,
di setiap lohong,
mari kita peluk keindahan yang ada,
keindahan yang tiba,
peluklah dengan tulus,
dari hati kita yang mulus ,
cinta ada atau tiada ,
tidak mengapa…..namun perasaan ku ,
hilang separuh dari diriku……kerana ia..Wahai sahabat-sahabatku...izinkan aku tuk sedikit bercerita:Karana ia hanya ingin menceritakan apa yang ingin ia keluarkan dan ia rasakan.Seperti halnya muntah, keluar begitu saja walau ia berusaha sekuat mungkin untuk menahannya. Ia hanya ingin bercerita pada kalian tentang pengalamannya akan kesunyian, kesedihan, harapan dan juga .........aku tanya kepadanya, perihal makna yang terkandung dari titik-titik ini, namun ia berkeras tak mau menjawabnya. Namun yang aku tahu ia bagaikan labah-labah penenun, yang menyulam imaginasinya dengan realiti kehidupan. Saat ia telah kehabisan serat benangnya yang terakhir, maka ia menenun dengan ukiran airmatanya, ketika airmatanya pun telah mengering, maka ia berusaha merajutnya kembali dengan lembaran serabut vena tubuhnya. Namun ada dimana benang-benang itu tak pernah habis walau ia telah memakainya berjuta-juta kaki jauhnya.Ketika aku tanya padanya perihal benang ajaib itu, ia menjawab sederhana : ' Pikiran dan kehendak bebas! '

Wednesday, May 03, 2006

Syabas CT

YAhooooooo CT menang lagi , perh masih tak ader sapa leh bet CT ...Anyway CT nampak Tembam lah malam tu ,,ermmmmmm so CT harus kurus kan sikit badan tu .....


For My best Frenz Budi ,
Well CT Menang lg lah hehehehehhehehehehe

Asmadi ,
Nampak Segak dalam Maskulin